PENTINGNYA SENI “FOOD PLATING” DALAM DUNIA KULINER
Siapa bilang kalau penampilan itu tidak penting? Rasa dan kelezatan makanan adalah hal yang paling penting. Dan presentasi atau penampilan makanan yang baik juga merupakan nilai tambah bagi para pembeli. Bukan hanya aroma makanan yang dapat menarik perhatian, tetapi juga teknik penyajian makanan, atau disebut juga sebagai “food plating” dapat meningkatkan selera makan seseorang. Menurut studi dari Oxford, presentasi makanan berkualitas dapat meningkatkan penilaian konsumen terhadap makanan yang disajikan.
Apa itu “Food Plating”?
Dalam dunia kuliner, seni food plating adalah cara penataan dan penyajian makanan di atas piring dengan memperhatikan posisi dan komposisi makanan untuk menunjukan nilai seni, estetika dan kualitas yang tinggi.
Umumnya food plating banyak dilakukan oleh para koki profesional yang memang terlatih dan berpengalaman. Namun bukan berarti koki rumahan tidak bisa melakukannya. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari untuk melakukan food plating di rumah. Simak yang berikut ini.
1. Pemilihan piring
Pemilihan piring yang tepat untuk menyajikan makanan adalah langkah pertama dalam food plating. Untuk memilih piring yang tepat, berikut adalah hal yang mesti dipertimbangkan:
Ukuran:
Piring yang digunakan harus menyeimbangkan 2 hal, cukup besar untuk membuat makanannya menonjol dan cukup mungil untuk mencegah porsi makanan terlihat sedikit.
Warna:
Warna piring yang digunakan dapat meningkat atau mengurangi nafsu makan. Piring putih sangat populer bagi koki profesional karena bersifat netral. Selain itu, warnanya juga kontras dengan sebagian besar makanan. Memilih piring dengan warna lainnya tentu saja boleh, asalkan penampilan makanan tetap menarik.
Tipe:
Image by bushton3
Gunakan piring sesuai dengan hidangan yang disajikan untuk meningkatkan estetikanya secara keseluruhan. Sebagai contoh, jika menyajikan ikan bakar, gunakan piring oval atau piring ikan. Piring yang digunakan juga bisa disesuaikan dengan asal usul hidangannya. Misalnya, hidangan Jepang seperti sushi atau sashimi bisa disajikan dengan piring sushi atau sushi board bamboo.
2. Teknik menata makanan
Cara makanan ditata dapat menentukan nada estetika, integritas struktural dan dispersi rasa makanan yang akan disajikan. Berikut adalah beberapa teknik menata makanan yang sering digunakan oleh koki profesional:
Rule of thirds:
Rule of thirds adalah salah satu teknik menata makanan dimana titik fokus hidangan adalah di sisi kiri atau kanan piring, bukan di tengah.
Clock method:
Image by Unilever Food Solutions
Saat menata bahan-bahan hidangan, bayangkan piring adalah jam. Menurut para koki profesional, main course harus di antara 3 dan 9, pati atau karbohidrat di 9 hingga 12 dan sayuran di 12 hingga 3.
Perhatikan porsinya:
Image by jcomp
Buat desainnya tetap sederhana dan fokus pada satu bahan saja (biasanya proteinnya). Memiliki focal point dapat bantu mengatur bahan-bahan pendamping melengkapi bahan-bahan utama yang ingin ditonjolkan.
Tata letak makanan kering dan basah:
Image by djgunner / istockphoto
Umumnya, bahan-bahan basah harus diletakkan di dasar piring, baru kemudian bahan-bahan lainnya di atasnya. Bahan basah dapat bergerak dan mengalir, sehingga perlu makanan yang padat untuk “mengunci”-nya di tempat. Selain itu, menata bahan yang basah di dasar piring tidak akan mengganggu tekstur makanan yang renyah di bagian atas. Meski demikian, teknik tersebut tidak berlaku untuk semua hidangan. Misalnya, hidangan seperti sushi roll menata bahan basahnya (saus seperti mayonnaise) di atas bahan keringnya (sushinya).
3. Teknik plating visual
Memaksimalkan elemen visual hidangan adalah salah satu teknik plating yang penting. Meskipun pengaturan makanan berfokus kepada proteinnya, memanipulasi warna dan ukuran bahan-bahan lainnya dapat meningkatkan focal point dan membuat presentasi menjadi lebih bagus. Berikut adalah beberapa teknik plating visual:
Sajikan hidangan dalam jumlah ganjil:
Jika sedang menyajikan makanan-makanan kecil seperti udang, kerang, atau makanan pembuka, selalu sajikan jumlah yang ganjil. Jumlah yang ganjil terlihat lebih menarik dan mengesankan bagi konsumen bahwa porsinya lebih banyak.
Penuh dengan warna:
Hidangan penuh dengan warna dapat membuat persepsi bahwa hidangan yang disajikan memiliki rasa yang kompleks dan beraroma. Tambahkan sayuran atau buah-buahan berwarna cerah yang berkontras dengan main course yang ingin disajikan. Misalnya, steak berwarna coklat didampingi dengan mashed potatoes yang berwarna kuning muda.
Baca Juga: CARA MERANGKAI HIDANGAN SAYURAN YANG MENAKJUBKAN
Monochrome:
Plating makanan dengan warna yang sama, atau monochromatic plating, dapat membangun ekspektasi bahwa hidangannya hanya memiliki satu rasa.
Visual balance:
Image by halfpoint / istockphoto
Seimbangkan lanskap piring dengan menyandarkan bahan-bahan panjang dan datar pada bahan-bahan yang lebih tinggi.
4. Teknik plating saus
Setelah bahan-bahan utama sudah di tata di piring, berikutnya adalah menata sausnya. Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan koki professional untuk menata saus.
Teknik smear:
Image by ezmuelimages / istockphoto
Teknik smear membutuhkan botol saus. Setelah saus sudah dimasukan ke botol saus, pencet botolnya dan buat sausnya berbentuk bulat. Lalu, gunakan bagian belakang sendok, tekan di bagian yang paling tebal dan menyebarkan di piring.
Teknik accent dots:
Image by Flux Factory / istockphoto
Teknik accent dots membutuhkan botol saus. Isi saus yang akan digunakan ke dalam botol. Lalu, pencet botol saus dan buat sausnya berbentuk bulat-bulat kecil. Gunakan clock method sebagai referensi untuk menata saus. Berbagai macam saus bisa digunakan dalam teknik ini untuk membuat efek kontras.
Teknik swirl:
Image by CBC
Teknik swirl membutuhkan botol saus. Isi saus yang akan digunakan ke dalam botol. Arahkan botol saus ke bawah dan di tengah piring. Lalu, putar piringnya sambil pencet botol saus untuk membuat bentuk bulat atau “swirl”. Berbagai macam saus bisa digunakan dalam teknik ini untuk membuat efek kontras.
5. Teknik garnish
Image by Jean Schwarzwalder / Eater NY
Bahan-bahan untuk garnish yang digunakan harus menyempurnakan dan melengkapi hidangan yang disajikan. Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan koki professional untuk menata garnish.
Bisa dimakan:
Bahan garnish yang digunakan harus bisa dimakan dan meningkatkan rasa hidangan secara keseluruhan. Hindari menggunakan garnish yang tidak menggugah selera seperti rempah mentah, potongan jeruk yang besar atau bahan apapun yang berbau menyengat. Hindari juga bahan-bahan garnish yang membutuhkan waktu lama untuk diaplikasikan.
Menatanya:
Untuk menentukan posisi garnish, pastikan terlebih dahulu apakah garnish tersebut akan dikonsumsi bersamaan dengan main coursenya. Usahakan untuk tidak menumpuk garnish di salah satu sudut piring. Alih-alih, sebarkan ke hidangannya secara strategis untuk menambah warna atau tekstur ke hidangannya.
Less is more:
Jangan menggunakan bahan garnish dalam jumlah berlebihan. Sebaiknya, gunakan hanya sedikit saja. Ingat, garnish hanya untuk menyempurnakan dan melengkapi hidangan yang disajikan.