ALTITUDE SICKNESS: GEJALA, PENYEBAB DAN CARA MENGATASINYA
Image by urbazon
Altitude sickness, atau dikenal juga sebagai penyakit ketinggian, adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang berada di tempat dengan ketinggian yang jauh lebih tinggi dari permukaan laut. Kondisi ini sering dialami oleh pendaki gunung, wisatawan di pegunungan, atau siapa saja yang dengan cepat naik ke ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai penyebab, gejala, jenis, serta cara mencegah dan mengatasi altitude sickness.
Penyebab Altitude Sickness
Altitude sickness terjadi karena penurunan kadar oksigen dan tekanan udara di ketinggian. Semakin tinggi lokasi, semakin sedikit oksigen yang tersedia, sehingga tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Ketidakmampuan tubuh beradaptasi dengan cepat menyebabkan terjadinya gangguan ini.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyakit ketinggian meliputi:
- Kenaikan terlalu cepat ke ketinggian
- Kurangnya aklimatisasi
- Riwayat penyakit ketinggian sebelumnya
- Aktivitas fisik berat di ketinggian
- Kondisi medis tertentu, seperti gangguan paru-paru atau jantung
Gejala Altitude Sickness
Gejala altitude sickness dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada ketinggian dan kemampuan tubuh untuk beradaptasi.
Gejala Ringan (Acute Mountain Sickness)
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Lemas dan mudah lelah
- Hilang nafsu makan
- Kesulitan tidur
Gejala Berat
- Edema paru di ketinggian (High-Altitude Pulmonary Edema/HAPE): Kesulitan bernapas, batuk, dan dada terasa sesak
- Edema serebral di ketinggian (High-Altitude Cerebral Edema/HACE): Gangguan koordinasi, kebingungan, dan kehilangan kesadaran
Kedua kondisi ini memerlukan penanganan medis segera karena dapat mengancam nyawa.
Cara Mencegah Altitude Sickness
Agar terhindar dari altitude sickness, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
1. Aklimatisasi secara bertahap
Biarkan tubuh menyesuaikan diri dengan ketinggian sebelum naik lebih tinggi. Idealnya, naikkan ketinggian secara bertahap, tidak lebih dari 300-500 meter per hari.
2. Hindari aktivitas berat di awal
Beristirahatlah selama 1-2 hari setelah mencapai ketinggian tertentu.
3. Perbanyak minum air putih
Dehidrasi dapat memperburuk gejala penyakit ketinggian.
4. Konsumsi makanan yang cukup
Pilih makanan bergizi, dan hindari alkohol atau kafein yang dapat memperburuk dehidrasi.
5. Gunakan obat pencegahan
Beberapa obat, seperti acetazolamide, dapat digunakan untuk mencegah gejala ringan. Namun, konsultasikan terlebih dahulu dengan Dokter.
Cara Mengatasi Altitude Sickness
Jika gejala altitude sickness mulai muncul, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya:
1. Turun ke ketinggian lebih rendah
Langkah ini adalah cara paling efektif untuk mengurangi gejala.
2. Istirahat total
Hindari aktivitas fisik yang berat dan biarkan tubuh beristirahat.
3. Gunakan oksigen tambahan
Oksigen portabel dapat membantu mengatasi kekurangan oksigen di ketinggian.
4. Konsumsi obat-obatan
Jika diperlukan, obat-obatan seperti ibuprofen atau paracetamol dapat digunakan untuk mengurangi sakit kepala dan mual.
5. Bantuan medis
Jika gejala memburuk atau tanda-tanda edema paru dan edema serebral muncul, segera cari bantuan medis.
Kesimpulan
Altitude sickness adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi siapa saja yang naik ke ketinggian tanpa persiapan. Untuk menghindarinya, aklimatisasi yang baik, menjaga hidrasi, serta mengenali gejala sejak dini sangat penting. Jika Anda berencana untuk melakukan perjalanan ke daerah pegunungan atau ketinggian, persiapkan diri dengan baik untuk menikmati pengalaman tanpa risiko kesehatan.