BAB BERDARAH: GEJALA, PENYEBAB, PENGOBATAN DAN CARA MENCEGAHNYA
Image by Pornpak Khunatorn
Buang air besar (BAB) berdarah, atau dikenal juga sebagai hematochezia, adalah kondisi medis yang ditandai dengan adanya darah segar dalam tinja. Gejala ini seringkali menjadi perhatian serius bagi individu yang mengalaminya, dan dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang perlu segera diatasi. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang BAB berdarah, termasuk gejala, penyebab dan pengobatan yang tersedia.
Gejala BAB Berdarah
BAB berdarah adalah gejala yang mudah dikenali karena warna darah yang muncul dalam tinja. Darah yang terlihat biasanya berwarna merah terang atau merah muda, dan tidak bercampur dengan tinja secara homogen. Gejala lain yang mungkin muncul bersamaan dengan BAB berdarah meliputi:
1. Nyeri perut
Rasa sakit atau ketidaknyamanan di daerah perut bawah
2. Perubahan frekuensi BAB
Perubahan dalam pola buang air besar, seperti diare atau sembelit
3. Perut kembung
Perasaan kembung atau distensi perut
4. Mual dan muntah
Beberapa individu mungkin mengalami mual dan muntah sebagai gejala tambahan
Penyebab BAB Berdarah
BAB berdarah dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan. Beberapa penyebab yang umum termasuk:
1. Wasir (Hemoroid)
Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah di daerah rektum dan anus. Wasir dapat pecah dan menyebabkan BAB berdarah.
2. Divertikulosis
Divertikulosis adalah kondisi di mana kantong-kantong kecil, atau divertikula, terbentuk pada dinding usus. Jika divertikula ini pecah, hal tersebut akan menyebabkan perdarahan dan BAB berdarah.
3. Infeksi usus
Beberapa infeksi usus, seperti infeksi bakteri, virus atau parasit, dapat menyebabkan perdarahan dan BAB berdarah.
4. Radang usus
Penyakit radang usus seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, dapat memicu perdarahan rektal dan BAB berdarah.
5. Polip usus
Polip adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam usus. Polip yang pecah dapat menyebabkan BAB berdarah.
6. Kanker usus
Kanker usus besar atau rektum dapat mengakibatkan BAB berdarah, terutama pada tahap-tahap awal penyakit ini.
7. Kondisi anorektal lainnya
Beberapa kondisi anorektal lainnya seperti fisura anus atau abses, juga dapat menyebabkan BAB berdarah.
Diagnosis BAB Berdarah
Untuk mendiagnosis penyebab BAB berdarah, dokter dapat melakukan berbagai tes dan prosedur. Beberapa di antaranya termasuk:
1. Pemeriksaan fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda perdarahan dan memeriksa daerah rektum dan anus.
2. Pemeriksaan darah
Tes darah dapat membantu dalam mendeteksi anemia atau infeksi yang mungkin terkait dengan BAB berdarah.
3. Kolonoskopi
Prosedur ini melibatkan penggunaan endoskopi fleksibel yang dimasukkan ke dalam usus besar untuk memeriksa kondisi dalam usus.
4. Sigmoidoskopi
Sigmoidoskopi adalah prosedur serupa dengan kolonoskopi, tetapi hanya mencakup pemeriksaan bagian bawah usus besar.
5. Pencitraan medis
Dokter dapat melakukan pencitraan medis seperti CT scan atau MRI untuk melihat gambaran lebih jelas dari organ-organ dalam tubuh.
Pengobatan BAB Berdarah
Pengobatan BAB berdarah tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa pengobatan yang mungkin diterapkan:
1. Pengobatan kondisi penyebab
Jika BAB berdarah disebabkan oleh wasir, infeksi usus, atau kondisi lainnya, pengobatan akan ditujukan untuk mengatasi penyebabnya.
2. Diet dan perubahan gaya hidup
Kadang-kadang, perubahan dalam pola makan dan gaya hidup dapat membantu mengurangi gejala BAB berdarah, terutama jika dikaitkan dengan penyakit radang usus atau polip.
3. Prosedur medis
Jika kondisi serius seperti kanker usus terdiagnosis, dokter dapat merekomendasikan prosedur medis seperti operasi atau kemoterapi.
4. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan, seperti suppositoria, dapat membantu mengatasi BAB berdarah yang disebabkan oleh wasir atau fisura anus.
5. Transfusi darah
Jika perdarahan sangat parah, transfusi darah mungkin diperlukan untuk mengganti darah yang hilang.
Pencegahan BAB Berdarah
Tidak semua kasus BAB berdarah dapat dicegah, tetapi ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko munculnya gejala. Ini termasuk:
1. Menerapkan diet seimbang
Mengkonsumsi makanan tinggi serat dapat membantu mencegah sembelit, yang dapat memicu BAB berdarah.
2. Cukup minum air putih
Minum air putih yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan usus.
3. Hindari konstipasi
Hindari konstipasi dengan berolahraga secara teratur dan menghindari penundaan buang air besar.
4. Hindari konsumsi alkohol berlebihan
Alkohol dapat merusak dinding usus dan meningkatkan risiko perdarahan.
5. Pemeriksaan rutin
Menjalani pemeriksaan rutin dengan dokter dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan lebih awal.
Penutup
BAB berdarah adalah gejala serius yang perlu dievaluasi oleh dokter yang berpengalaman. Jika Anda mengalami BAB berdarah atau gejala yang terkait dengannya, segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Tindakan cepat dapat membantu mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.