Bruxism: Kebiasaan Menggertakkan Gigi Secara Tidak Sadar
Image by Piyapong Thongcharoen
Bruxism, atau kebiasaan menggertakkan gigi secara tidak sadar, baik saat tidur maupun saat bangun, adalah masalah yang umum tetapi sering tidak disadari. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan rahang, serta menyebabkan berbagai masalah lain yang mengganggu. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai apa itu bruxism, penyebabnya, gejalanya, serta tips yang Anda bisa ambil untuk mengatasinya.
Apa Itu Bruxism
Bruxism adalah kondisi di mana seseorang tanpa sadar menggertakkan atau menggesekkan gigi secara berlebihan, terutama saat tidur. Kebiasaan ini seringkali dilakukan tanpa disadari, baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Bruxism terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Bruxism tidur
Terjadi saat tidur tanpa kontrol penuh dari otot wajah.
2. Bruxism bangun
Terjadi saat bangun dan tersadar, sering kali akibat stres atau kecemasan.
Penyebab Bruxism
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bruxism, yaitu:
1. Stres dan kecemasan
Tekanan emosional, seperti stres dan kecemasan, seringkali menjadi pemicu bruxism, terutama pada orang dewasa.
2. Gangguan tidur
Bruxism tidur seringkali berkaitan dengan gangguan tidur lain, seperti sleep apnea dan insomnia.
3. Kebiasaan buruk
Kebiasaan merokok, serta mengkonsumsi alkohol dan kafein berlebihan, dapat meningkatkan risiko bruxism.
4. Faktor genetik
Bruxism juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika seseorang memiliki anggota keluarga yang mengalami bruxism, kemungkinan untuk mengembangkan kebiasaan ini juga lebih tinggi.
5. Gigi tidak sejajar
Gigi yang tidak sejajar, atau maloklusi, juga dapat menyebabkan seseorang menggertakkan gigi untuk menyeimbangkan posisi gigi.
Gejala Bruxism
Bruxism dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu kesehatan dan kenyamanan, seperti:
1. Sakit pada rahang dan kepala
Menggertakkan gigi secara terus-menerus menyebabkan otot rahang tegang dan bisa memicu sakit kepala.
2. Nyeri telinga
Karena dekat dengan rahang, telinga bisa terasa nyeri atau tidak nyaman akibat tekanan yang dihasilkan saat menggertakkan gigi.
3. Kerusakan gigi
Bruxism dapat menyebabkan gigi retak, aus, atau bahkan patah jika tidak ditangani dengan baik.
4. Gangguan tidur
Kebiasaan ini dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan rasa lelah pada pagi hari.
5. Meningkatan sensitivitas gigi
Gesekan yang berlebihan dapat menyebabkan lapisan enamel gigi terkikis, membuat gigi menjadi lebih sensitif terhadap suhu panas atau dingin.
Cara Mengatasi Bruxism
Jika Anda mengalami gejala bruxism, beberapa cara berikut ini dapat membantu Anda mengatasinya:
1. Mengelola stres
Mengurangi stres dan kecemasan sangat penting untuk mengatasi bruxism. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam untuk membantu menenangkan pikiran.
2. Gunakan pelindung gigi
Pelindung gigi dapat membantu mengurangi gesekan antar gigi. Konsultasikan dengan Dokter gigi untuk mendapatkan pelindung gigi yang sesuai.
3. Terapi fisioterapi atau pijat rahang
Terapi pijat atau latihan otot rahang dapat membantu mengurangi ketegangan pada otot rahang. Latihan ini dapat membantu melatih rahang untuk tetap rileks.
4. Batasi kafein dan alkohol
Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, terutama menjelang tidur, dapat membantu mencegah terjadinya bruxism saat tidur.
5. Perbaiki kebiasaan tidur
Memperbaiki kualitas tidur dengan rutinitas tidur yang konsisten, seperti tidur pada waktu yang sama setiap malam, dapat membantu mengurangi bruxism dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
6. Konsultasi dengan Dokter gigi
Jika bruxism Anda sudah cukup parah, konsultasi dengan Dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Dokter gigi mungkin akan menyarankan alat khusus untuk melindungi gigi, atau bahkan perawatan ortodontik jika bruxism disebabkan oleh maloklusi.
Dampak Bruxism Jika Tidak Diobati
Bruxism yang tidak ditangani bisa menyebabkan dampak serius bagi kesehatan. Kerusakan gigi yang parah bisa memerlukan tindakan medis, seperti penambalan atau pemasangan mahkota gigi. Selain itu, tekanan pada rahang bisa memicu masalah sendi temporomandibular (TMJ), yang menimbulkan rasa nyeri kronis pada rahang. Gangguan tidur dan kualitas tidur yang buruk juga berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
Kesimpulan
Bruxism adalah kebiasaan menggertakkan gigi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari stres hingga gangguan tidur. Jika dibiarkan, bruxism bisa menyebabkan kerusakan gigi yang parah dan masalah pada rahang. Mengelola stres, menjaga gaya hidup sehat, serta menggunakan pelindung gigi adalah langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi bruxism. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Dokter gigi jika gejala terus berlanjut atau memburuk. Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup.