OSTEOPENIA: PENYEBAB, GEJALA DAN CARA MENGATASINYA

Image by kate_sept2004
Osteopenia adalah kondisi di mana kepadatan tulang seseorang lebih rendah dari normal, namun belum tergolong osteoporosis. Meski tidak selalu menimbulkan gejala, osteopenia bisa menjadi peringatan dini terhadap risiko pengeroposan tulang di kemudian hari. Lantas, apa penyebab dan gejala osteopenia, serta bagaimana cara mengatasinya? Simak terus artikelnya!
Apa Itu Osteopenia
Osteopenia adalah kondisi yang ditandai dengan menurunnya massa tulang atau densitas mineral tulang (Bone Mineral Density atau BMD). Dalam skala pengukuran BMD menggunakan Dual-Energy X-ray Absorptiometry (DXA), osteopenia memiliki nilai T-score antara -1.0 hingga -2.5. Jika T-score berada di bawah -2.5, maka seseorang didiagnosis mengalami osteoporosis.
Penyebab Osteopenia
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan osteopenia, antara lain:
1. Proses penuaan
Seiring bertambahnya usia, tubuh cenderung kehilangan massa tulang lebih cepat daripada kemampuan membentuk tulang baru.
2. Kurangnya asupan kalsium dan vitamin D
Nutrisi yang tidak mencukupi, terutama kalsium dan vitamin D, berpengaruh besar terhadap kesehatan tulang.
3. Gaya hidup tidak sehat
Kurang olahraga, merokok, dan mengkonsumsi alkohol berlebihan bisa mempercepat penurunan kepadatan tulang.
4. Ketidakseimbangan hormon
Wanita yang mengalami menopause berisiko tinggi mengalami osteopenia, karena penurunan hormon estrogen dapat mempercepat pengeroposan tulang.
5. Penggunaan obat tertentu
Beberapa obat seperti kortikosteroid, anti kejang, dan terapi hormon, bisa menyebabkan penurunan massa tulang jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
6. Kondisi medis tertentu
Penyakit seperti hipertiroidisme, penyakit ginjal kronis, atau gangguan penyerapan nutrisi (seperti celiac) juga bisa menjadi pemicu osteopenia.
Gejala Osteopenia
Pada umumnya, osteopenia tidak menunjukkan gejala yang jelas. Banyak orang baru menyadari kondisi ini setelah menjalani tes kepadatan tulang, atau setelah mengalami patah tulang ringan. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan secara berkala terutama jika Anda memiliki faktor risiko.
Komplikasi Osteopenia
Jika tidak ditangani, osteopenia dapat berkembang menjadi osteoporosis, yang meningkatkan risiko patah tulang, terutama pada bagian pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Fraktur tulang akibat osteoporosis bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, dan berdampak pada kualitas hidup.
Cara Mengatasi Dan Mencegah Osteopenia
Meskipun tidak selalu memerlukan pengobatan khusus, osteopenia bisa dicegah dan dikelola dengan perubahan gaya hidup, serta asupan nutrisi yang tepat. Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan tulang:
1. Konsumsi kalsium dan vitamin D
Perbanyak asupan makanan tinggi kalsium seperti susu, yogurt, keju, tahu, dan sayuran hijau. Vitamin D juga penting agar tubuh dapat menyerap kalsium secara optimal. Berjemur di bawah sinar matahari pagi bisa membantu pembentukan vitamin D alami dalam tubuh.
2. Rutin olahraga
Olahraga seperti jalan kaki, joging, yoga, dan latihan kekuatan (weight-bearing exercise) dapat membantu merangsang pertumbuhan tulang.
3. Hindari rokok dan alkohol
Merokok dan mengkonsumsi alkohol berlebihan bisa mengganggu keseimbangan hormon dan mempercepat kerusakan tulang.
4. Jaga berat badan
Berat badan yang terlalu rendah juga bisa meningkatkan risiko tulang rapuh, terutama pada wanita.
5. Periksa kepadatan tulang secara rutin
Jika Anda berisiko tinggi, konsultasi dengan Dokter untuk menjalani tes kepadatan tulang dan menentukan langkah pencegahan atau pengobatan.
6. Obat dan suplemen
Dalam beberapa kasus, Dokter mungkin akan meresepkan suplemen kalsium, vitamin D, atau obat yang membantu memperlambat proses pengeroposan tulang.
Kesimpulan
Osteopenia adalah tanda awal dari menurunnya kesehatan tulang yang patut diwaspadai. Meskipun tidak langsung berbahaya, kondisi ini bisa berkembang menjadi osteoporosis jika tidak ditangani dengan benar. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, pola makan bergizi, dan pemeriksaan rutin, kita dapat menjaga kekuatan tulang dan mencegah risiko komplikasi di kemudian hari.