PENYAKIT DIARE: APAKAH ADA MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI?
Image by bymuratdeniz
Apa itu ‘Diare’?
Diare adalah kondisi dimana seseorang buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari, dengan konsistensi feses yang encer, atau tidak padat seperti biasanya. Selain itu, penyerapan air dan zat gizi juga berkurang jika seseorang mengalami diare.
Ada dua jenis diare yang bisa terjadi, yaitu akut atau kronis. Diare akut adalah jenis diare yang lebih umum, dimana diare berlangsung sekitar satu atau dua hari, kemudian menghilang sendiri. Namun dalam beberapa kasus, ada yang lebih dari dua hari.
Diare yang berlangsung lebih dari beberapa bisa menandakan bahwa seseorang mengalami diare kronis. Diare kronis bisa berlangsung selama 4 minggu dan gejalanya bisa berlangsung terus-menerus atau datang dan pergi.
Penyebab diare
Umumnya, diare bisa disebabkan oleh infeksi jamur, virus, parasit, atau bakteri yang menginfeksi perut. Namun, ada juga penyebab lainnya seperti:
- Obat-obatan seperti antibiotik
- Susu (jika seseorang mengalami intoleransi laktosa)
- Operasi usus parsial dan kantong empedu
- Memiliki penyakit pencernaan seperti crohn, celiac, SIBO dan lain-lain
- Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan
- Alergi makanan
- Diabetes
- Makanan pedas
- Hipertiroid
- Terapi dalam bentuk radiasi
- Kanker
- Malabsorpsi
- Mengkonsumsi gula secara berlebihan
Gejala diare
Jika seseorang mengalami diare, beberapa gejala yang akan dialami termasuk:
- Kembung
- Kram
- Feses cair atau kecil/tipis
- Rasa ingin BAB naik
- Mual dan muntah
Gejala yang lebih parah termasuk:
- Darah pada feses
- Demam
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
- Dehidrasi
Jika masih mengalami diare lebih dari 2 hari, segera hubungi dokter karena hal tersebut bisa menandakan bahwa ada penyakit lain yang dialami.
Baca Juga: DIARE PADA BAYI: PENYEBAB, GEJALA DAN CARA MENGATASINYA
Makanan untuk penderita diare
Berikut adalah beberapa jenis makanan yang direkomendasikan oleh sirka.io jika mengalami diare.
1. Garam dan gula
Diare dapat menyebabkan kehilangan elektrolit, terutama kalium dan natrium. Oleh karena itu, mengkonsumsi garam dan gula direkomendasikan untuk penderita diare. Garam dapat mengurangi kehilangan cairan tubuh, sementara gula membantu tubuh untuk menyerap garam lebih efektif. Meski demikian, konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui batas aman asupan garam dan gula untuk dikonsumsi saat mengalami diare.
2. Karbohidrat, serat dan lemak
Penderita diare juga harus mengkonsumsi karbohidrat, serat dan lemak saat pemulihan untuk mencegah terjadinya malabsorbsi karbohidrat, konsumsi makanan yang dapat memicu sekresi cairan dan makanan yang dapat meningkatkan laju pengosongan lambung. Makanan berkarbohidrat yang aman untuk dikonsumsi termasuk nasi dan roti dapat menjadi beberapa pilihan untuk penderita diare. Sementara makanan berserat yang aman untuk dikonsumsi termasuk buah-buahan dan sayuran yang mengandung serat larut, seperti brokoli, wortel dan lainnya. Terakhir, konsumsi makanan yang mengandung lemak. Utamakan makanan dengan lemak tak jenuh seperti alpukat, ikan, minyak zaitun (olive oil) dan lainnya.
3. Cairan
Tentu saja selain makanan yang harus diperhatikan, asupan cairan juga harus diperhatikan. Selain air putih, beberapa minuman yang direkomendasikan untuk penderita diare termasuk:
- Air kelapa
- Kaldu bening
- Teh tanpa kafein
Makanan yang harus dihindari oleh penderita diare
Beberapa makanan yang harus dihindari saat mengalami diare termasuk:
- Produk olahan susu
- Makanan pedas
- Makanan yang diolah, terutama dengan aditif
- Makanan yang digoreng, berlemak, atau berminyak
- Daging sapi dan babi
- Sarden
- Sayuran mentah
- Buah yang mengandung sitrus
- Jagung
- Alkohol
- Kopi
- Soda
- Pemanis, termasuk sorbitol
- Bawang
Kesimpulan
Berikut adalah penjelasan apa itu diare, serta dengan penyebabnya, gejalanya dan makanan yang disarankan saat mengalami diare. Jika tubuh menunjukkan gejala yang telah dibahas, sebaiknya konsumsi obat generik terlebih dahulu. Namun jika diare masih belum membaik setelah 2 hari, sebaiknya konsultasi dengan dokter karena itu bisa merupakan tanda ada hal yang lebih serius.