TOKSOPLASMOSIS: 3 JENIS MAKANAN PENYEBABNYA DAN CARA MENGURANGI RISIKO INFEKSI

TOKSOPLASMOSIS: 3 JENIS MAKANAN PENYEBABNYA DAN CARA MENGURANGI RISIKO INFEKSI
Image by designer491

Apa Itu ‘Toksoplasmosis’?

Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat ditemukan di berbagai jenis makanan yang tidak diolah dengan baik. Oleh karena itu, mengetahui jenis makanan yang berpotensi menjadi sumber infeksi sangat penting untuk mencegah penyebaran toksoplasmosis.

Gejala Toksoplasmosis

Toksoplasmosis tidak selalu menimbulkan gejala pada pengidapnya. Hal tersebut dikarenakan sistem kekebalan tubuh sering mencegah Toxoplasma gondii mempengaruhi tubuh.

Meski demikian, toksoplasmosis juga dapat menimbulkan beberapa gejala umum seperti:

Pegal-pegal
Pembengkakan kelenjar dan bening
Sakit kepala
Demam
Kelelahan

Jenis Makanan Penyebab Toksoplasmosis

Berikut adalah 3 jenis makanan yang dapat menyebabkan toksoplasmosis dan cara mengurangi risiko infeksi.

1. Daging mentah atau kurang matang

Salah satu penyebab utama toksoplasmosis adalah mengkonsumsi daging mentah atau kurang matang, terutama daging sapi, domba dan babi. Parasit Toxoplasma gondii dapat hidup dalam jaringan hewan yang terinfeksi dan ketika daging tersebut dimakan tanpa melalui proses pemanasan yang memadai, parasit tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia.

Oleh karena itu, pastikan untuk memasak daging dengan baik, terutama daging merah seperti sapi, domba dan babi. Masak daging tersebut dengan minimal suhu 71°C untuk membunuh parasit Toxoplasma gondii yang mungkin masih ada di dalam daging.

2. Sayuran mentah atau kurang dicuci

Sayuran mentah atau kurang dicuci juga dapat menjadi sumber infeksi toksoplasmosis. Parasit Toxoplasma gondii dapat hidup di tanah dan dapat menginfeksi sayuran yang tumbuh di atasnya. Jika sayuran tersebut tidak dicuci dengan baik sebelum dikonsumsi, parasit tersebut dapat masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan toksoplasmosis.

Oleh karena itu, pastikan untuk mencuci bersih sayuran atau buah-buahan sebelum mengkonsumsinya. Hanya dengan mencuci sayuran dan buah dengan air, risiko terkontaminasi parasit Toxoplasma gondii berkurang. Jika ingin lebih aman, sabun pencuci buah dan sayuran bisa digunakan

3. Makanan yang terkontaminasi

Daging dan sayuran yang dikonsumsi juga bisa tidak sengaja terkontaminasi oleh parasit Toxoplasma gondii. Sebagai contoh, makanan yang terkontaminasi oleh kontak dengan kotoran kucing atau anjing yang mengandung parasit tersebut. Kasus tersebut bisa terjadi karena seseorang tidak mencuci tangan setelah kontak dengan kotoran kucing atau anjing saat lagi membersihkannya dan langsung mengolah bahan makanan.

Oleh karena itu, pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun setelah melakukan kontak kotoran, baik secara langsung atau tidak. Kucing atau anjing yang terinfeksi dapat mengeluarkan telur parasit Toxoplasma gondii dalam tinja mereka.

4. Produk susu

Menurut penelitian, mengkonsumsi susu mentah, atau jenis produk lainnya yang terbuat darinya juga dapat menyebabkan toksoplasmosis. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi susu yang telah melalui proses pasteurisasi untuk memastikan bahwa parasit Toxoplasma gondii sudah dibunuh.

Dampak Buruk Toksoplasmosis Bagi Ibu Hamil

Bagi ibu hamil, toksoplasmosis dapat memiliki dampak serius pada janin yang sedang berkembang. Infeksi yang terjadi selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan pada bayi yang lahir, termasuk masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, wanita hamil harus berhati-hati dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti menghindari konsumsi makanan mentah atau kurang matang, serta mencuci tangan secara teratur.

Kesimpulan

Toksoplasmosis dapat dihindari dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dalam mengolah, memasak dan mencuci makanan. Dengan memasak daging dengan baik, mencuci sayuran dan buah sebelum mengkonsumsinya, serta menghindari kontak langsung dengan tanah yang mungkin terkontaminasi, Anda dapat mengurangi risiko infeksi toksoplasmosis. Selalu ingat untuk menjaga kebersihan dan keamanan makanan, terutama jika Anda termasuk dalam kelompok yang berisiko, seperti wanita hamil atau orang dengan daya tahan tubuh yang lemah.